Jumat, 12 Januari 2018

PSIKOLOGI KONSELING

Gaya Psikologi Konseling





Psikologi konseling memiliki beberapa ciri gaya yang dikaitkan dengan fungsi konseling, sebagai berikut :

Ilmu Terapan
Ciri tipe ini :
  1. Konsentrasi terhadap keakuratan, presisi, reliabititas.
  2. Konseling diwujudkan melalui pendekatan sistematik.
  3. Konseling dilakukan dengan lebih menyadarkan pada kesepakatan konsesnsual.
Estetika
Ciri tipe ini :
  1. Peran konselor dianggap sama seperti pendeta yang menyelamatkan humanisasi, penyelamatan diri.
  2. Konselor berfokus tidak pada bagaimana ilmu pengetahuan dapat mengurangi kebimbangan dan membantu klien tetapi bagaimana dia bisa langsung berpengaruh terhadap kesejahteraan manusia.
  3. Konselor perlu memiliki ketrampilan konseptual.
Filosofis
Ciri tipe ini :
  1. Menyadarkan pada kebijaksanaan. Kebijaksanaan sebagai kunci dari filosofi.
  2. Menggunakan pendekatan berbasis pikiran.
  3. Menekankan konseptualisasi atau pembentukan imajinasi terhadap fenomena untuk menjelaskan fenomena tersebut.
  4. Menggunakan contoh pendekatan Alber Ellis dimana pemerosesan menggunakan informasi kognitif.
Advokasi
Ciri tipe ini :
Dalam sistem jungian, tipe ini merupakan tantangan terbesar bagi konselor. Tipe ini berhubungan dengan aturan sebab – akibat dan menegaskan fungsi konseling sebagai penegasan tentang realitas subjektif.

Psikologi Konseling

Langkah langkah dalam psikologi konseling terdapat beberapa, sebagai berikut :
  1. Menyatakan Kepedulian dan Kebutuhan terhadap Bantuan
Kepedulian menyatakan akan adanya keinginan untuk memahami klien dengan menjalin hubungan lebih dekat. Rasa kepedulian yang dijalin akan memberikan kesempatan pada klien untuk bisa bercerita atau mengungkapkan segala keresahannya lebih banyak lagi dan secara jujur. Rasa peduli dan respon jujur klien menyatakan pemahaman perlunya kegiatan konseling ini dilakukan untuk membantu menyelesaikan masalahnya.
  1. Membentuk Hubungan
Hubungan antara konselor dan klien dibangun dengan rasa kepercayaan, keyakinan dan didasari oleh keterbukaan dan kejujuran dari pernyataan yang disampaikan oleh klien. Tanpa hal – hal tersebut, tujuan konseling dan prosesnya tidak akan berjalan dengan maksimal. Dengan rasa saling percaya dan kejujuran atas apa yang diungkapkan, konselor bisa lebih membantu lagi dengan cara mendengarkan dan memahami keluhan klien.
Kemudian, jalinan hubungan atas dasar rasa saling percaya ini merupakan dasar tercapainya tujuan konseling. Klien bisa dengan leluasa menceritakan seluruh asal permasalahannya dan konselor bisa dengan maksimal dan optimal memberikan seluruh pengetahuand an pengalamannya untuk membantu klien. Hal seperti ini akan menjadi proses pencapaian tujuan yang cepat dan baik.
  1. Menentukan Tujuan
Pada awal konseling, menentukan tujuan merupakan hal yang penting yang harus dilakukan. Maksud dan tujuan konseling yang dilakukan agar :
  1. Muncul perubahan pada diri klien baik secara fisik maupun psikis.
  2. Terbentuknya perasaan diterima tentang keluhan keluhan yang diutarakan klien.
  3. Terciptanya pemahaman klien terhdap masalahnya.
  4. Mampu menyelesaikan masalahnya dan masalah – masalah lain yang mungkin akan datang.
4. Menyelesaikan Masalah
Konselor membuat klien bisa menentukan masalah utamanya dan masalah mana yang penting untuk diselesaikan terlebih dahulu. Pembuatan prioritas masalah dan kesadaran klien terhadap masalah yang perlu diselesaikan lebih dahulu akan mempercepat proses konseling dengan efektif.
  1. Menumbuhkan Kesadaran
Konselor berusaha menyadarkan klien terhadap permasalahan yang sedang dihadapi, asal mula perkara, apa yang harus dikerjakan dalam menyelesaikannya. Konselor bertugas mengarahkan klien untuk mencapai insight atau pemahaman.
  1. Merencanakan Cara Bertindak
Salah satu kebimbangan seorang klien untuk menyelesaikan masalahnya adalah langkah pertama yang harus dilakukan. Disinilah peran konselor membantu klien untuk merencanakan tindakan atau keputusan untuk menyelesaikan masalahnya. Tindakan – tindakan itu bisa dibuat atau disusun bersama dengan memberikan berbagai pilihan yang baik.
  1. Menilai Hasil / Evaluasi
merupakan langkah akhir untuk menilai apakah konseling ini berakhir sesuai tujuan awal. Konseling diakhiri sesuai dengan persetujuan klien dan jika dirasa sudah cukup oleh klien dan sudah didapatkan solusi yang baik untuk permasalahannya. Keputusan akhir penyelesaian masalah merupakan hasil usaha bersama dari konselor dan klien. Evaluasi ini juga bisa dijadikan bahan untuk follow up untuk proses konseling selanjutnya.

Tahapan Konseling dalam Psikologi Konseling

Dalam psikologi konseling terdapat beberapa tahapan. Berikut adalah tahapan dalam proses konseling :
  1. Tahapan Awal
Tahap awal merupakan tahapan dimana hubungan baik antara konselor dan klien perlu dibentuk. Terdapat dua langkah yang harus diperhatikan dalam tahap awal ini yaitu saling menerima dan rasa saling percaya. Kedua hal ini penting untuk memulai kerja sama kedua pihak untuk menyelesaikan masalah. Klien menerima konselor untuk mengetahui dan membantu masalahnya, dan konselor menerima klien dengan terbuka untuk mendengarkan dan memberikan bantuan.
  1. Tahapan Inti
Tahapan inti terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
  • Eksplorasi kondisi klien. Konselon berusaha memahami karakter kliien dan perilakunya. Konselur memberikan masukan untuk perubahan perilaku klien jika maladaptif.
  • Identifikasi masalah atau keluhan. Menanyakan data – data atau latar belekang terkait masalah dan bagaimana awal mula terjadinya dan juga faktor – faktor yang memperburuk.
  • Pembentukan alternatif pemecahan masalah. Membentuk alternatif pemecahan masalah sebagai keputusan yang akan diambil. Mengira- ngira apakah alternatif pemecahan masalah ini efektif dan bisa dilakukan oleh klien.
  • Implementasi. Klien mengerjakan dari alternatif pemecahan masalah yang sudah ditimbang – timbang dan disepakati oleh konselor juga.
  1. Tahapan Akhir
Tahap akhir ini memberikan penilaian apakah proses konseling tersebut sudah efektif.
  • Analisis. Analisis merupakan tahap pengumpulan informasi tentang klien. Hal ini dilakukan untuk lebih memahami klien mulai dari karakter pribadinya, keluarganya, orang – orang di sekitarnya, dan sumber lainnya sebagai data pendukung.
  • Sintesis. Sintesi merupakan proses penyimpulan dari berbbagai dara yang didapatkan di tahap analisis dan menyimpulkan karakter klien sebenarnya.
  • Diagnosis. Diagnosis merupakan tahap untuk menentukan sebab- akibat dari permasalahan klien dan membuat praduga penyebab yang mungkin. Beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab terjadinya masalah yaitu faktor kurangnya percaya diri, faktor depresi, dan faktor miskomunikasi.

Bentuk Bantuan dalam Konsultasi

Dalam proses konsultasi, bentuk bantuan yang diberikan berupa :
  1. Identifikasi Alternatif Penyelesaian Masalah
Mengidentifikasi cara alternatif untuk menyelesaikan masalah dari berbagai sudut pandang dan pikiran objektif. Identifikasi ini perlu dicermati untuk keunggulan danjuga kekurangannya agar bisa dilaksanakan dengan efisien.
  1. Pemilihan Alternatif Penyelesaian Masalah
Alternatif penyelesaian masalah yang akan dilakukan perlu diprioritaskan terlebih dahulu. Setelah diidentifikasi kemudian ditimbang timbang menurut kekurangan dan kelebihannya. Alternatif penyelesaian yang mungkin peluangnya lebih baik perlu dijadikan prioritas penyelesaian masalah. Seteral ditetapkan, konselor akan membantu bagaimana merealisasikannya. Pemecahan masalah juga akan diperlukan adanya pihak lain dalam pelaksanaannya. Tujuannya adalah :
  • Merubah sikap maladaptif atau negatif dari klien agar tidak terjadi masalah lagi.
  • Membantu klien menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
  • Membantu klien mendapatkan skill tertentu untuk menyelesaikan masalahnya.
  1. Tindak lanjut
Tindak lanjut ini dilakukan untuk memberikan penilaian tentang pelaksanaan alternatif penyelesaian masalah tersebut apakah efektif atau tidak. Selain itu juga bisa dikembangkan oleh klien untuk menyelesaikan masalah – masalahnya yang lainnya.
Demikian ulasan bagaimana konseling dipandang dalam ilmu psikologi beserta penerapannya dalam kehidupan manusia sehari – hhari
Sumber https://dosenpsikologi.com/psikologi-konseling 
Share:

0 komentar:

Posting Komentar